Sabtu, 30 Mei 2015

Galileo Galilei



Tugas Makalah IPA Fisika
GALILEO GALILEI”
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan IPA
Dosen pengampu: Maria Melani Ika Susanti, M.Pd



logo USD biasa

Disusun oleh:
L. Desy Nakaryaswari
(131134222)
3C


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014

GALILEO GALILEI



Biografi Tokoh
Galileo lahir di Pisa,  Italia pada tanggal 15 Februari 1564. Dia adalah anak pertama dari enam bersaudara yang lahir dari pasangan Vincenzo Galilei (musisi) dan Giulia Degli Ammannati. Pada usia enam tahun, keluarga Galileo pindah ke Florence. Galileo mendapatkan pendidikan awal di sebuah biara dekat

Bila Cinta Menyapa, Sambut dan Raih Jemarinya (Resensi Novel) PGSD USD'13


Bila Cinta Menyapa, Sambut Dan Raih Jemarinya.
Judul: Jadikanlah Aku Pacarmu
Peresensi: L. Desy Nakaryaswari
Penulis: Eric Keroncong
Penerbit: Rumah Oranye
Kota Terbit: Jakarta
Tahun: I, 2014
Tebal: 276 halaman
Terkadang kita begitu angkuh untuk membuka hati meski sebenarnya kita sendiri sangat merasa kesepian. Pernahkah kamu merasakan itu? Mencoba untuk bersikap tegar dan selalu tersenyum nyatanya tak pernah mampu

Jumat, 29 Mei 2015

MAKALAH BENAR SALAH

TIPE BENAR – SALAH ( TRUE – FALSE )
·         Pengertian dan karakteristik Tipe Benar - Salah
Soal – soal tipe benar salah berupa pernyataan – pernyataan (statement). Statement tersebut ada yang benar dan ada yang salah. Orang yang ditanya bertugas untuk menandai masing – masing pernyataan itu dengan melingkari huruf B jika pernyataan itu benar menurut pendapatnya dan melingkari huruf S jika pernyataannya salah. Tipe benar-salah termasuk dalam tes objektif, karena tes ini telah menyediakan sejumlah jawaban sehingga siswa tinggal memilih satu jawaban yang benar dari sejumlah jawaban yang tersedia.
Bentuk benar – salah ada dua macam (dilihat dari segi mengerjakan atau menjawab soal) yakni :
1.      Dengan pembetulan (with correction), yaitu siswa diminta membetulkan bila ia memilih jawaban yang salah.
2.      Tanpa pembetulan (without Correction), yaitu siswa hanya diminta melingkari huruf B atau S tanpa memberikan jawaban yang betul.

·         Kelebihan dan kelemahan Tipe Benar – Salah
Kelebihan tipe Benar-Salah antara lain :
1.      Dapat mewakili pokok bahasan atau materi pelajaran yang lebih luas.
2.      Mudah dalam penyusunannya karena hanya diperlukan satu pertanyaan.
3.      Dapat digunakan berkali-kali.
4.      Dapat dilihat secara cepat dan objektif.
5.      Petunjuk cara mengerjakannya mudah dimengerti.
6.      Mudah dalam memeriksa dan memberi skor karena hanya ada dua alternatif jawaban maka dapat diberi skor  1 (satu) untuk yang menjawab dengan benar dan 0 (nol) untuk yang menjawab dengan salah.
7.      Merupakan instrumen yang baik untuk mengukur fakta dan hasil belajar langsung, terutama yang berkaitan dengan ingatan.


Kekurangan tipe Benar-Salah antara lain :
1.      Hanya dapat mengungkap daya ingatan dan pengenalan kembali.
2.      Sering membingungkan.
3.      Ada masalah atau bahan yang tidak selalu dapat dinyatakan hanya dengan alternatif benar atau salah atau pilihan ganda.
4.      Mendorong peserta tes untuk menebak atau menerka jawaban walaupun mereka tidak mengetahui jawaban yang benar.

·         Prinsip – Prinsip Pembuatan Tipe Benar – Salah
Petunjuk penyusunan :
1.      Tulislah huruf B / S pada permulaan masing – masing item dengan maksud mempermudah mengerjakan dan menilai ( skoring )
2.      Kalimat yang dipergunakan untuk menyatakan isi item harus dirumuskan secara jelas dan tegas sehingga isi item tersebut jelas – jelas mempunyai arti tunggal yakni benar  atau salah.
3.      Kalimat yang dipergunakan untuk menyatakan suatu item jangan disajikan terlalu panjang,  karena uraian yang terlalu panjang kebanyakan mengarah ke jawaban yang benar dan sebaliknya.
4.      Hindarilah pernyataan negatif atau pun pernyataan negatif ganda dalam suatu item seperti tidak, bukan tidak. Karena penggunaan pernyataan negatif atau negatif ganda dalam suatu item menuntut perhatian ekstra dari siswa untuk dapat memahami isi item tersebut. Apabila tuntutan ini tidak dipenuhi, maka kemungkinan besar akan menjawab salah.
5.      Usahakan agar jumlah butir soal yang harus dijawab B sama dengan butir soal yang dijawab S dalam hal ini hendaknya pola jawaban tidak bersifat teratur misalnya : B – S – B - S – B – S atau SS-BB-BB-SS.
6.      Hindari item yang masih bisa diperdebatkan :
Contoh : B-S. Kekayaan lebih penting dari kepandaian.
7.      Hindarilah pertanyaan – pertanyaan yang persis dengan buku.
8.      Hindarilah kata – kata yang sifatnya mutlak, seperti selalu, semua, tidak pernah, mesti, dsb, sebab item yang mengandung kata – kata tersebut cenderung merupakan suatu item yang jawabannya salah . sebaliknya penggunaan kata – kata yang sifatnya relatif, seperti barangkali, kadang – kadang, biasanya, mungkin dsb seringkali merupakan tanda bahwa item yang bersangkutan adalah benar.

·         Contoh SK/KD menggunakan alat evaluasi tipe Benar-Salah
Standar Kompetensi :
1.      Menghargai berbagai peinggalan dan tokoh sejarah yang berskala nasional pada masa Hindu-Budha, dan Islam, keragaman kenampakan alam dan suku bangsa, serta kegiatan ekonomi di Indonesia.
Kompetensi Dasar :
1.1.Mengenal makna peninggalan sejarah yang berskala nasional dari masa Hindu-Budha, dan Islam di Indonesia.
Contoh soal :
1.      B/S Candi Prambanan merupakan candi peninggalan sejarah bercorak Hindu. (Jawaban Benar, karena Candi Prambanan memang merupakan candi peninggalan sejarah berorak Hindu).
2.      B/S Candi Kalasan, Candi Mendut, Candi Borobudur, Candi Ratu Boko, Candi Sewu, dan Candi Prambanan merupakan candi peninggalan sejarah Dinasti Syailendra. (Jawaban Salah, karena Candi Prambanan  merupakan candi peninggalan Rakai Pikatan).
3.      B/S Candi Borobudur merupakan candi terbesar di dunia. (Jawaban Benar).
4.      B/S Ciri khas pada Masjid Agung Demak adalah pada empat tiang utama di dalam masjid, tiang tersebut dibuat oleh Walisanga. (Jawaban Benar, karena masjid ini dibangun pada masa pemerintahan Raden Patah dan empat tiang tersebut dibuat dari sisa kayu gergajian).
5.      B/S Semboyan Bhineka Tunggal Ika diambil dari kitab Sutasoma. (Jawaban Benar, karena di dalam kitab Sutasoma terdapat tulisan Bhineka Tunggal Ika dan dijadikan semboyan bangsa Indonesia).
6.      B/S Raja Mulawarman adalah raja dari kerajaan Tarumanegara yang pertama kali membuat prasasti Yupa. (Jawaban Salah, karena Prasasti Yupa merupakan Prasasti Peninggalan Kerajaan Kutai).
7.      B/S Masjid Demak merupakan hasil karya Walisanga yang dibuat pada masa pemerintahan Raden Patah pada tahun 1748. (Jawaban Benar, karena Masjid Demak memang dibangun pada tahun 1748 saat pemerintahan Raden Patah).
8.      B/S Kerajaan Kutai, Kerajaan Majapahit, dan Kerajaan Demak merupakan kerajaan yang bercorak agama Hindu. (Jawaban Salah, karena kerajaan Demak merupakan kerajaan bercoran Islam yang pertama di pulau Jawa).
9.      B/S Prasasti Talang Tuo ditemukan satu tahun sebelum prasasti Kedukan Bukit. (Jawaban Salah, karena Prasasti Talang Tuo ditemukan pada tahun 684 M, yaitu satu tahun setelah ditemukannya Prasasti Kedukan Bukit).
10.  B/S Prasasti Kedukan Bukit, Prasasti Kota Kapur, dan Prsasti Ligor merupakan prasasti peninggalan kerajaan Mataram Kuno. (Jawaban Salah, karena Prasasti Kedukan Bukit dan Prasasti Kota Kapur merupakan peningggalan sejarah Kerajaan Sriwijaya).

Kelebihan tipe Benar-Salah untuk materi IPS kelas V dengan SK/KD tersebut di atas adalah dapat mengukur tingkat pemahaman siswa apabila guru dalam membuat soal tipe Benar-Salah memperhatikan prinsip-prinsip pembuatan. Sedangkan kekurangan tipe Benar-Salah untuk materi IPS kelas V dengan SK/KD tersebut di atas adalah apabila guru dalam membuat soal kurang memperhatikan prinsip pembuatan soal dan hanya persis dengan isi materi maka hanya mengungkap ingatan atau hafalan.
Maka dari itu cara kita untuk mengatasi kekurangan tersebut yaitu dengan memperhatikan prinsip-prinsip pembuatan soal evaluasi Benar-Salah dan tidak hanya terpaku pada buku.

·         Penulisan aitem
Aitem-aitem tes yang bertipe Benar-Salah harus juga memenuhi beberapa kriteria sebagai kaidah penulisan, agar syarat kualitas aitem dapat terpenuhi. Berikut adalah petunjuk atau kaidah penulisan aitem tipe Benar-Salah seperti yang dikemukakan oleh Ebel (1979).
1)             Aitem haruslah mengungkap ide atau gagasan yang penting.
Kurang baik :
Presiden Sukarno lahir di Blitar
Komentar : kecuali dalam konteks belajar sejarah, masalah tempat dimana seseorang dilahirkan, sekalipun beiau orang penting, hanyalah menarik untuk dijadikan topik pembicaraan sehari-hari dan kurang berarti untuk dijadikan pertanyaan dalam tes yang harusnya berisi hal-hal yang tidak boleh untuk tidak diketahui. Masih banyak hal lain mengenai Presiden Sukarno yang lebih patut untuk diungkap.
Lebih baik :
Dwikora dikumandangkan oleh presiden Sukarno dalam rangka perjuangan pembebasan Irian Barat.
2)             Aitem tipe Benar-Salah hendaknya menguji pemahaman, jangan hanya mengungkap ingatan mengenai suatu fakta atau hafalan.
Kurang baik :
Kuadrat hipotenusa pada suatu segitiga siku-siku sama dengan jumlah kuadrat sisi yang lain.
Komentar :  aitem seperti contoh di atas tidak lebih daripada pengulangan apa yang sudah tertulis di dalam buku, karenanya hanya akan mengukur kemampuan menghafal tanpa menambah pengertian.
Lebih baik :
Apabila hipotenusa suatu segitiga siku-siku sama sisi adalah 7 cm, maka panjang masing-masing sisi yang lain pasti lebih daripada 5 cm.
3)             Kebenaran atau ketidakbenaran suatu aitem haruslah bersifat mutlak.
Kurang baik :
Menambah jumlah aitem pada suatu tes aka meningkatkan reliabilitas tes tersebut
Komentar : jawaban terhadap aitem tersebut adalah B (Benar) apabila penjawab berasumsi bahwa aitem yang ditambahkan adalah pararael aatau homogen isinya dengan aitem yang sudah ada didalam tes itu. Tetapi, mereka yang menjawab S (Salah) pun haruslah diberi angka, karena tanpa disebutkan mengenai keadaan aitem yang ditambahkan, maka tidak ada keharusan untuk berasumsi mengenai homogenitas aitem yang dimaksud.
Lebih baik :
Suatu tes yang terdiri dari 40 aitem mempunyai reliabilltas r=0,60. Apabila pada tes tersebut ditambahkan 20 aitem lagi yang pararel isinya, maka estimasi reliabilitas adalah r=0,90.
4)             Aitem harus menguji pengetahuan yang spesifik danjawabannya tidak jelas bagi semua orang, kecuali bagi mereka yang menguasai pelajaran.
Kurang baik :
Belajar yang kurang teratur dapat menyebabkan nilai ujian yang rendah.
Komentar : aitem seperti itu terlalu umum dan terlalu jelas jawabannya bagi siapa saja, baik ia tahu masalah maupun ia tidak memahami bahan pelajaran.
Lebih baik menanyakan hal yang spesifik berkenaan dengan teori tentang belajar.
Lebih baik :
Menghafal tiga kali sehari masing-masing selama 30 menit lebih baik hasilnya daripada menghafal satu kali sehari selama 120 menit.
5)             Aitem harus dinyatakan secara jelas.
Kurang baik :
Belajar dengan prinsip 2 x 4 adalah lebih baik daripada 4 x 2. Ini sejalan dengan prinsip “The Law of Effect” nya Thorndike.
Komentar : ada beberapa hal yang menyebabkan aitem ini dianggap aitem yang buruk. Pertama, prinsip 2x4 tersebut tidak dapat diterapkan pada semua jenis belajar. Jadi, kebenaran aitem tersebuut masih diperdebatkan. Kedua, tidak jelas sebenarnya apa yang ingin diuji oleh penulis aitem, pengetahuan mengenai prinsip belajarkah atau pengetahuan mengenai siapa tikoh yang mengemukakan prinsip tersebut, ataukah kecocokan antara prinsip dengan teori Thorndike?
Ketiga, aitem tersebut mengandung dua gagasan atau lebih yang keduanya dapat hanya benar salah satunya saja, sehingga tidak berisi ide yang tunggal dan spesifik.
Lebih baik :
Menurut Thorndike, agar bahan pelajaran tidak mudah terlupakan, kita harus sering mengulanginya.

·         Pemberian Skor
Menentukan skor pada jawaban tes objektif tidaklah sekompleks menentukan skor pada tes karangan. Pada penentuan skor jawaban tes objektif korektor tidak perlu memahami isi jawaban dari item. Oleh karena itu pemeriksaan jawaban benar dapat dilakukan oleh komputer. Rumus untuk mencari skor akhir bentuk benar-salah ada dua macam yaitu :
a.       Dengan denda.
Rumusnya : S = R-W
Keterangan :
S : skor yang diperoleh
R : right (jawaban yang benar)
W: Wrong (jawaban yang salah)
Contoh : jumlah soal tes sama dengan 20 buah. A menjawab betul 16 buah dan salah 4 buah. Maka skor untuk A adalah 16 – 4 sama dengan 12.
Dengan menghunakan rumus seperti ini maka ada kemungkinan seorang siswa memperoleh skor negatif.
b.      Tanpa denda.
Rumus : S = R
Dihitung hanya yang betul (untuk soal yang tidak dikerjakan dinilai 0)



Kuis
1.        B / S   Jumlah jawaban benar sama dengan jawaban salah.(B)
2.        B / S   Jawaban tipe benar-salah sulit ditebak.(S)
3.        B / S   Dalam pemberian skor tipe benar-salah ada dua cara yaitu dengan   
           denda dan tanpa denda. (B)
4.        B / S   Kebenaran atau ketidakbenaran pada suatu aitem tipe benar-salah
      bersifat pasti. (B)
5.        B / S   Tes tipe benar-salah termasuk dalam tes semi objektif. (S)

Daftar Pustaka

Arikunto, Suharsimi.2013. Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan. Edisi II. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Azwar, Saifudin.2010. Tes Prestasi : Fungsi Dan Pengembangan Pengukuran Prestasi Belajar.Edisi II.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Masidjo, Ign. 1995. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa Di Sekolah.Yogyakarta : Kanisius.
Widoyoko,Eko Putro.2009.Evaluasi Program Pembelajaran:Panduan Praktis Bagi Pendidik dan Calon Pendidik.Yogyakarta:Pustaka Pelajar.